KATA PENGANTAR
Puji syukur yang dalam penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat rahmat-Nyalah makalah ini dapat penulis selesaikan sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan. Dalam makalah ini, penulis membahasa mengenai “Bahaya
Rokok”.
Karya ilmiah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman mengenai apa
saja dampak yang dapat ditimbulka oleh rokok dan bagaimana pengaruhnya terhadap
kesehatan. Karya ilmiah ini juga dibuat untuk memenuhi tugas penulis dalam
bidang studi Bahasa Indonesia.
Dalam proses penyusunan karya ilmiah ini, tentunya penulis mendapatkan
bimbingan, arahan, koreksi, dan saran. Untuk itu rasa terima kasih yang dalam
penulis kepada yang terhormat :
1.
Kepada Ibu Sri Wahyuningsih guru mata pelajaran Bahasa
Indonesia yang telah memberikan tugas karya ilmiah ini.
2.
Kepada ke dua orang tua saya beserta keluarga saya yang
telah memberikan banyak motivator kepada saya.
3.
Kepada rekan – rekan saya yang lainnya yang telah
banyak membantu saya.
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar......................................................................................................
i
DAFTAR
ISI.....................................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................
1
1.1 Latar
Belakang........................................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................
1
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................................
2
1.4 Manfaat Pengkajian ................................................................................................ 2
1.5 Teknik
Pengumpulan Data ..................................................................................... 2
1.6 Sistematika
Penulisan ............................................................................................. 2
BAB II DESKRIPSI ......................................................................................................... 4
2.1.Rokok dan Reaksi Kimia ........................................................................................ 4
2.2.Rokok dan Proses Penguapan Air dan
Nikotin ...................................................... 5
2.3.Tar dan Asap Rokok ............................................................................................... 5
PEMBAHASAN................................................................................................................
9
BAB III PENUTUP..........................................................................................................
15
3.1.Kesimpulan..............................................................................................................
15
3.2.Saran........................................................................................................................
15
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sangat ironis memang bahwa manusia sangat memperhatikan keseimbangan alam
akibat proses pembakaran bahan bakar oleh industri yang mengeluarkan polusi,
tetapi dilain pihak orang-orang dengan sengaja mengalirkan gas produksi
pembakaran rokok ke paru-paru mereka. Kebiasaan merokok telah menjadi budaya
diberbagai bangsa di belahan dunia. Mayoritas perokok diseluruh dunia ini, 47
persen adalah populasi pria sedangkan 12 persen adalah populasi wanita dengan
berbagai kategori umur.
Latar belakang merokok beraneka ragam, di kalangan remaja dan dewasa pria
adalah faktor gengsi dan agar disebut jagoan, malahan ada salah satu pepatah
menarik yang digunakan sebagai pembenar atas kebiasaan merokok yaitu `ada ayam
jago diatas genteng, ngga merokok ngga ganteng`. Sedangkan kalangan orang tua,
stres dan karena ketagihan adalah faktor penyebab keinginan untuk merokok.
Berbagai alasan dan faktor penyebab untuk merokok diatas biasanya kalah
seandainya beradu argumen dengan pakar yang ahli tentang potensi berbahaya atas
apa ditimbulkan dari kebiasaan merokok baik bagi dirinya sendiri, orang lain
dan lingkungan. Harus diakui banyak perokok yang mengatakan bahwa merokok itu
tidak enak tetapi dari sekian banyak pamflet, selebaran, kampanye anti rokok,
sampai ke bungkus rokoknya diberi peringatan akan bahaya kesehatan dari rokok,
tetap tak bisa mengubris secara massal berkurangnya kebiasaan merokok dan
jumlah perokok
Dalam karya ilmiah ini penulis menyajikan mengenai “Bahaya Rokok”.
1.2
Identifikasi Masalah
Dalam karya ilmiah yang saya susun ini, saya akan membahas hal-hal
diantaranya sebagai berikut:
1)
Apa dampak dari merokok?
2)
Zat apa yang terkandung di dalam dan yang paling
berbahaya?
3)
Upaya apa yang dilakukan bagi perokok di sekolah?
4)
Apa aktor penyebab perilaku merokok pada remaja?
1.3
Tujuan Pengkajian
Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah :
1)
Untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Bahasa
Indonesia mengenai Karya Tulis Ilmiah.
2)
Untuk mengetahui Bahaya merokok.
3)
Untuk mengetahui faktor – faktor penyebab perilaku
merokok pada remaja.
4)
Untuk mengetahui apa itu rokok.
1.4
Manfaat Pengkajian
1)
Sebagai bahan dalam memberikan sumbangan pemikiran pada
masyarakat dalam meningkatan kesehatan pada masing-masing anggota keluarga
meraka.
2)
Untuk mengetahui apa itu rokok dan bahayanya.
3)
Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab perilaku
merokok pada remaja.
1.5
Teknik Pengumpulan Data
Dalam penyusunan makalah ini, perlu sekali pengumpulan data serta
sejumlah informasi aktual yang sesuai dengan permasalahan yang akan dibahas.
Sehubungan dengan masalah tersebut dalam penyusunan makalah ini, penulis
menggunakan beberapa metode pengumpulan data, yang pertama dengan membaca buku
sumber, kedua browsing di Internet,
ketiga dengan membaca media cetak dan terakhir dengan pengetahuan yang penulis
miliki.
1.6
Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan karya tulis ilmiah ini tersusun dalam empat
bab, yaitu :
Bab pertama,merupakan pendahuluan menguraikan tentang latar belakang
masalah, identifikasi masalah, tujuan pengkajian, manfaat pengkajian, teknik
pengumpulan data,dan sistematika penulisan.
Bab kedua,merupakan pemerian masalah yang dasarnya berisi perincian
pokok-pokok masalah yang terdapat dalam ruang lingkup kajian serta landasan –
landasan teori yang akan digunakan dalam bab tiga.
Bab ketiga,merupakan pembahasan tentang bahaya merokok.
Bab keempat merupakan bab penutup yang meliputi kesimpulan dan saran.
BAB II
DESKRIPSI
2.1 Rokok
dan Reaksi Kimia
Proses pembakaran rokok tidaklah berbeda dengan proses pembakaran
bahan-bahan padat lainnya. Rokok yang terbuat dari daun tembakau kering, kertas
dan zat perasa, dapat dibentuk dari unsur Carbon (C), Hidrogen (H), Oksigen
(O), Nitrogen (N) dan Sulfur (S) serta unsur-unsur lain yang berjumlah kecil.
Rokok secara keseluruhan dapat diformulasikan secara kimia yaitu sebagai
(CvHwOtNySzSi). Dua reaksi yang mungkin terjadi dalam proses merokok Pertama
adalah reaksi rokok dengan oksigen membentuk senyawa-senyawa seperti CO2, H2O,
NOx, SOx, dan CO. Reaksi ini disebut reaksi pembakaran yang terjadi pada
temperatur tinggi yaitu diatas 800oC. Reaksi ini terjadi pada bagian ujung atau
permukaan rokok yang kontak dengan udara. CvHwOtNySzSi + O2 -> CO2+ NOx+ H2O
+ SOx + SiO2 (abu) ((pada suhu 800oC)).
Reaksi pembakaran rokok Reaksi yang kedua adalah reaksi pemecahan
struktur kimia rokok menjadi senyawa kimia lainnya. Reaksi ini terjadi akibat
pemanasan dan ketiadaan oksigen. Reaksi ini lebih dikenal dengan pirolisa.
Pirolisa berlangsung pada temperatur yang lebih rendah dari 800oC. Sehingga
rentang terjadinya pirolisa pada bagian dalam rokok berada pada area temperatur
400-800oC. Ciri khas reaksi ini adalah menghasilkan ribuan senyawa kimia yang
strukturnya komplek. CvHwOtNySzSi -> 3000-an senyawa kimia lainnya + panas produk
((pada suhu 400-800oC)) reaksi pirolisa Walaupun reaksi pirolisa tidak dominan
dalam proses merokok, tetapi banyak senyawa yang dihasilkan tergolong pada
senyawa kimia yang beracun yang mempunyai kemampuan berdifusi dalam darah.
Proses difusi akan berlangsung terus selagi terdapat perbedaan konsentrasi.
Tidak perlu disangkal lagi bahwa titik bahaya merokok ada pada pirolisa rokok.
Sebenarnya produk pirolisa ini bisa terbakar bila produk melewati temperatur
yang tinggi dan cukup akan Oksigen. Hal ini tidak terjadi dalam proses merokok
karena proses hirup dan gas produk pada area temperatur 400-800oC langsung
mengalir kearah mulut yang bertemperatur sekitar 37oC.
2.2 Rokok
dan Proses Penguapan Air dan Nikotin
Selain reaksi kimia,
juga terjadi proses penguapan uap air dan nikotin yang berlangsung pada
temperatur antara 100-400oC. Nikotin yang menguap pada daerah temperatur di
atas tidak dapat kesempatan untuk melalui temperatur tinggi dan tidak melalui
proses pembakaran. Terkondensasinya uap nikotin dalam gas tergantung pada
temperatur, konsentrasi uap nikotin dalam gas dan geometri saluran yang
dilewati gas. Pada temperatur dibawah 100oC nikotin sudah mengkondensasi, jadi
sebenarnya sebelum gas memasuki mulut, kondensasi nikotin telah terjadi.
Berdasarkan keseimbangan, tidak semua nikotin dalam gas terkondensasi sebelum
memasuki mulut sehingga nantinya gas yang masuk dalam paru-paru masih
mengandung nikotin.
Sesampai di paru-paru,
nikotin akan mengalami keseimbangan baru, dan akan terjadi kondensasi lagi.
Jadi, ditinjau secara proses pembakaran, proses merokok tidak ada bedanya
dengan proses pembakaran kayu di dapur, proses pembakaran minyak tanah di
kompor, proses pembakakaran batubara di industri semen, proses pembakaran gas
alam di industri pemanas baja dan segala proses pembakaran yang melibatkan
bahan bakar dan oksigen. Sangat ironis memang bahwa manusia sangat
memperhatikan keseimbangan alam akibat proses pembakaran bahan bakar oleh
industri yang mengeluarkan polusi, tetapi dilain pihak orang-orang dengan sengaja
mengalirkan gas produksi pembakaran rokok ke paru- paru mereka.
2.3 Tar
dan Asap Rokok
Zat berbahaya ini berupa kotoran pekat yang dapat menyumbat dan
mengiritasi paru – paru dan sistem pernafasan, sehingga menyebabkan penyakit
bronchitis kronis, emphysema dan dalam beberapa kasus menyebabkan kanker paru –
paru ( penyakit maut yang hampir tak dikenal oleh mereka yang bukan perokok
).Racun kimia dalam TAR juga dapat meresap ke dalam aliran darah dan kemudian
dikeluarkan di urine.TAR yang tersisa di kantung kemih juga dapat menyebabkan
penyakit kanker kantung kemih. Selain itu Tar dapat meresap dalam aliran darah
dan mengurangi kemampuan sel – sel darah merah untuk membawa Oksigen ke seluruh
tubuh, sehingga sangat besar pengaruhnya terhadap sistem peredaran darah. Tar
dan asap rokok merangsang jalan napas, dan tar tersebut tertimbun disaluran itu
yang menyebabkan : - Batuk-batuk atau sesak napas - Tar yang menempel di jalan
napas dapat menyebabkan kanker jalan napas, lidah atau bibir.
2.4 Gas
CO (Karbon Mono Oksida)
Gas CO juga berpengaruh negatif terhadap jalan napas dari pembuluh darah.
Karbon mono oksida lebih mudah terikat pada hemoglobin daripada oksigen. Oleh
sebab itu, darah orang yang kemasukan CO banyak, akan berkurang daya angkutnya
bagi oksigen dan orang dapat meninggal dunia karena keracunan karbon mono
oksida. Pada seorang perokok tidak akan sampai terjadi keracunan CO, namun
pengaruh CO yang dihirup oleh perokok dengan sedikit demi sedikit, dengan
lambat namun pasti akan berpengaruh negatif pada jalan napas dan pada pembuluh
darah.
2.5 Nikotin
dan Kerja Nikotin
Nikotin adalah suatu zat yang dapat membuat kecanduan dan mempengaruhi
sistem syaraf, mempercepat detak jantung (melebihi detak normal), sehingga
menambah resiko terkena penyakit jantung. Selain itu zat ini paling sering
dibicarakan dan diteliti orang, karena dapat meracuni saraf tubuh, meningkatkan
tekanan darah, menimbulkan penyempitan pembuluh darah tepi dan menyebabkan
ketagihan dan ketergantungan pada pemakainya.
Kadar nikotin 4-6 mg yang dihisap oleh orang dewasa setiap hari sudah
bisa membuat seseorang ketagihan. Selain itu Nikotin berperan dalam memulai
terjadinya penyakit jaringan pendukung gigi karena nikotin dapat diserap oleh
jaringan lunak rongga mulut termasuk gusi melalui aliran darah dan perlekatan
gusi pada permukaan gigi dan akar.
Nikotin dapat ditemukan pada permukaan akar gigi dan hasil metabolitnya
yakni kontinin dapat ditemukan pada cairan gusi. Nikotin merangsang bangkitnya
adrenalin hormon dari anak ginjal yang menyebabkan : - Jantung berdebar-debar -
Meningkatkan tekanan darah serta kadar kolesterol dalam darah, berhubungan erat
terjadinya serangan jantung Saat merokok, nikotin mulai diserap aliran darah
dan diteruskan ke otak.
Nikotin terikat di reseptor nikotinat antikolinergik 42 di ventral
tegmental area (VTA). Nikotin yang terikat di reseptor 42 akan melepaskan
dopamin di nucleus accumbens (nAcc). Dopamin itulah yang diyakini menimbulkan
perasaan tengan dan nyaman. Tak heran bila perokok akan kembali merokok untuk memperoleh
efek nyaman itu.
Bila perokok mulai mengurangi atau berhenti merokok maka asupan nikotin
berkurang dan pelepasan dopamin juga berkurang, akibatnya timbul gejala putus
obat berupa iritabilitas dan stress. Hal itu menyebabkan jalan untuk berhenti merokok
menjadi sulit karena rasa ketagihan terhadap nikotin. Peran verenicline
berfungsi sebagai pemutus rantai adiksi. Biasanya nikotin berikatan dengan
reseptor 42, namun nanti yang akan berkaitan dengan reseptor 42 adalah
verenicline yang bekerja dengan dua cara.
Pertama, verenicline menstimulasi reseptor untuk melepaskan dopami secara
pasrial, tujuanya untuk mengurangi gejala putus obat berupa pusing, sulit
berkosentrasi atau badmood yang ditimbulkan dari proses berhenti merokok.
Kedua, verenicline menghalangi nikotin yang menempel di reseptor. Jadi bila
merokok kembali, nikotin tidak dapat menempel di reseptor, sehingga mengurangi
rasa nikmat dari rokok tersebut.
Verenicline dapat diberikan pada perokok dewasa atau minimal usia 18
tahun yang ingin berhenti merokok. Verenicline dapat diberikan pada perokok
berat maupun ringan. Dosis awal yang diberikan ringan yang ditingkatkan secara
perlahan-lahan. Untuk mencapai kesembuhan berhenti merokok, dibutuhkan waktu
selama tiga bulan, baik bagi perokok berat atau ringan.
Efek samping verenicline adalah mual, nyeri kepala, insomnia dan mimpi
abnormal. Meski demikian, manfaat yang ditimbulkan dari berhenti merokok jauh
lebih besar karena dalam sebatang rokok terkandung lebih dari 4 ribu bahan
kimia dan 250 zat karsinogenik. Bahkan bahan kimia yang ditemukan pada asap
tembakau (rokok) seperti aseton, butan, arsenic, cadmium, karbon monoksida dan
toluene sama seperti yang ditemukan pada bahan industri.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian
Rokok
Rokok adalah Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara
70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm
yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah
satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada
ujung lain.
Ada dua jenis rokok, rokok yang berfilter dan tidak berfilter. Filter
pada rokok terbuat dari bahan busa serabut sintetis yang berfungsi menyaring
nikotin. Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan
kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa
tahun terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan
kesehatan yang memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat
ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker paru-paru atau serangan
jantung(walapun pada kenyataanya itu hanya tinggal hiasan, jarang sekali
dipatuhi).
Manusia di dunia yang merokok untuk pertama kalinya adalah suku bangsa
Indian di Amerika, untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada
abad 16, Ketika bangsa Eropa menemukan benua Amerika, sebagian dari para
penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba menghisap rokok dan kemudian membawa
tembakau ke Eropa. Kemudian kebiasaan merokok mulai muncul di kalangan
bangsawan Eropa. Tapi berbeda dengan bangsa Indian yang merokok untuk keperluan
ritual, di Eropa orang merokok hanya untuk kesenangan semata-mata. Abad 17 para
pedagang Spanyol masuk ke Turki dan saat itu kebiasaan merokok mulai masuk
negara-negara Islam.
Rokok adalah benda beracun yang memberi efek santai dan sugesti merasa
lebih jantan. Di balik kegunaan atau manfaat rokok yang secuil itu terkandung
bahaya yang sangat besar bagi orang yang merokok maupun orang di sekitar
perokok yang bukan perokok.
3.2 Dampak
dari merokok
Sebagaimana kita ketahui di dalam asap sebatang rokok yang dihisap oleh
perokok, tidak kurang dari 4000 zat kimia beracun. Zat kimia yang dikeluarkan
ini terdiri dari komponen gas (85 persen) dan partikel. Nikotin, gas
karbonmonoksida, nitrogen oksida, hidrogen sianida, amoniak, akrolein,
asetilen, benzaldehid, urethan, benzen, methanol, kumarin, 4-etilkatekol, ortokresoldan
perylene adalah sebaian dari beribu – ribu zat di dalam rokok.
Jumlah kematian dan klaim perokok Menurut penelitian Organisasi Kesehatan
dunia (WHO), setiap satu jam, tembakau rokok membunuh 560 orang diseluruh
dunia. Kalau dihitung satu tahun terdapat 4,9 juta kematian didunia yang
disebabkan oleh tembakau rokok.
Kematian tersebut tidak terlepas dari 3800 zat kimia, yang sebagian besar
merupakan racun dan karsinogen (zat pemicu kanker), selain itu juga asap dari
rokok memiliki benzopyrene yaitu partikel-partikel karbon yang halus yang
dihasilkan akibat pembakaran tidak sempurna arang, minyak, kayu atau bahan
bakar lainnya yang merupakan penyebab langsung mutasi gen.
Hal ini berbanding terbalik dengan sifat output rokok sendiri terhadap
manusia yang bersifat abstrak serta berbeda dengan makanan dan minuman yang
bersifat nyata dalam tubuh dan dapat diukur secara kuantitatif. Selain mengklaim
mendapatkan kenikmatan dari output rokok, perokok juga mengklaim bahwa rokok
dapat meningkatan ketekunan bekerja, meningkatkan produktivitas dan lain-lain.
Tetapi klaim ini sulit untuk dibuktikan karena adanya nilai abstrak yang
terlibat dalam output merokok. Para ahli malah memperkirakan bahwa rokok tidak
ada hubunganya dengan klaim-klaim di atas. Malah terjadi sebaliknya, menurunnya
produktiviats seseorang karena merokok akibat terbaginya waktu bekerja dan
merokok. Selain itu berdasarkan penelitian terbaru menyatakan bahwa merokok
dapat menurunkan IQ. (dari berbagai sumber)
Bahaya bagi tubuh yaitu bisa mengakibatkan kanker, paru-paru, impotensi
dan gangguan pada janin, sedangkan bahaya bagi lingkungan dapat menimbulkan
polusi udara yang ditimbulkan dari asap rokok yang dihisap. Sebenarnya yang
paling berbahaya diantara perokok pasif dan perokok aktif, perokok pasif lah
yang berbahaya sebab perokok pasif menghisap asap rokok yang paling banyak.
Rokok juga selain berbahaya juga bisa mematikan dan akan menimbulkan kecanduan
kepada pemakainya.
Merokok bagi orang dewasa bisa berbahaya apalagi bagi anak-anak yang
masih duduk di bangku sekolah. Oleh Karena itu, merokok dilarang di sekolah
maupun di luar sekolah. Akibat negatif dari rokok, sesungguhnya sudah mulai
terasa pada waktu orang baru mulai menghisap rokok. Dalam asap rokok yang
membara karena diisap, tembakau terbakar kurang sempurna sehingga menghasilkan
CO (karbon mono oksida), yang disamping asapnya sendiri, tar dan nikotine (yang
terjadi juga dari pembakaran tembakau tersebut) dihirup masuk ke dalam jalan
napas. CO, Tar, dan Nikotin tersebut berpengaruh terhadap syaraf yang
menyebabkan : - Gelisah, tangan gemetar (tremor) - Cita rasa / selera makan
berkurang - Ibu-ibu hamil yang suka merokok dapat kemungkinan keguguran
kandungannya
3.3 Faktor
penyebab merokok pada remaja
Ada beberapa faktor yang mendorong remaja untuk merokok, di antaranya :
1)
Faktor orangtua dan keluarga
Salah satu temuan tentang remaja
perokok adalah bahwa anak-anak muda yang berasal dari rumah tangga yang tidak
bahagia, dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan
memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi perokok dibanding
anak-anak muda yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia (Baer
& Corado dalam Atkinson, Pengantar psikologi, 1999:294). Selain itu, anak-anak
yang mempunyai orang tua perokok, lebih rentan untuk terpengaruh dan mencontoh
orang tuanya.
2)
Temanku merokok
Banyak fakta membuktikan bahwa remaja
perokok, kemungkinan besar teman-temannya juga perokok, dan sebaliknya.
Diantara remaja perokok terdapat 87% mempunyai sekurang-kurangnya satu atau
lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja non perokok (Al Bachri,
1991).
3)
Pribadiku
Ada yang mencoba merokok hanya karena
alasan ingin tahu. Mungkin juga karena ingin mengobati rasa sakit fisik maupun
jiwa, mengusir bosan. Selain alasan tersebut, konformitas sosial juga menjadi
pemicu. Orang yang memiliki skor tinggi pada tes konformitas sosial lebih mudah
menjadi pengguna dibandingkan dengan mereka yang memiliki skor yang rendah
(Atkinson, 1999).
4)
Iklan rokok
Iklan-iklan di berbagai media yang
memberikan gambaran bahwa perokok adalah lambang keglamouran, cowok banget,
memicu remaja untuk ikut berperilaku seperti itu. Nah, jika kamu sudah
terperangkap dalam status perokok saat ini, tenang saja. Ada berbagai upaya
pencegahan jika kamu ingin berubah.
3.4 Upaya
mengatasi rokok Merokok
Di sekolah yang dilakukan siswa kini semakin banyak, itu dikarenakan
siswa yang satu mengajak siswa yang lainnya atau dikarenakan oleh faktor
pergaulan. Oleh karena itu para guru lebih ketat lagi dalam melakukan
pengawasan dengan mengelilingi tempat-tempat yang sering dijadikan tempat
merokok. Selain itu juga melakukan peringatan yang lebih tegas lagi agar para
pelanggar khususnya perokok jera dan tidak melakukan hal tersebut lagi baik di
sekolah maupun di luar sekolah.
Jika karena kecanduan, maka tips yang harus dilakukan adalah :
1)
Pikirkanlah hal-hal yang menyenangkan yang akan terjadi
pada tubuh ketika masa krisis karena berhenti merokok (biasanya 1,5 sampai 2
minggu)
2)
Minumlah banyak air putih, makan banyak sayur dan
buah-buahan setiap kali timbul keinginan untuk merokok
3)
Berbicara atau berkomunikasilah dengan orang lain dan
tetaplah menyibukkan diri
4)
Berolahraga yang menyennagkan dan disukai secara
teratur dan terukur
5)
Pijatlah daerah punggung dan leher, lalu tariklah napas
dalam-dalam.
Jika karena ketergantungan, maka putuskan semua hubungan antara rokok dan
kebiasaan-kebiasaan yang sering dilakukan dengan tips berikut ini :
1)
Jika ingin merasakan rokok di tangan, bermainlah dengan
barang-barang lain seperti pensil, pena, atau membaca buku
2)
Jika ada keinginan untuk menyalakan rokok, jauhkan
rokok dari jangkauan dan buanglah korek api
3)
Jika biasa merokok sesudah makan, segeralah bangkit
dari duduk setelah makan, gosok gihi dan pergilah berjalan atau lakukan
kegiatan yang membuat lupa pada rokok
4)
Jika merokok disertai dengan minum kopi, maka ganilah
kopi dengan jus buah dan lain-lain
5)
Jika merokok untuk menenangkan diri, maka cobalah untuk
mengingat bahaya merokok dapat mengakibatkan penyakit jantung, paru-paru,
kanker, stroke, keguguran, dan lain-lain.
Berikut ini beberapa tips yang perlu diperhatikan :
1)
Tanyalah pada diri sendiri, apakah ada teman, saudara,
atau tetangga yang menderita salah satu penyakit di atas. Bayangkan jika
penyakit tersebut menyerang diri kita sendiri.
2)
Jika keinginan untuk merokok sangat kuat, lakukanlah
olahraga ringan seperti berjalan-jalan atau lakukan kegiatan yang menjadi
kegemaran atau hobi Anda.
3)
Jika berpikir bahwa merokok dapat membuat kita menjadi
tenang atau nyaman, maka katakanlah dan akuilah secara jujur bahwa rokok tidak
mungkin bisa mengatasi masalah yang ada. Untuk mengatasi masalah ini, perlu
melibatkan keluarga, teman, dan saudara untuk membantu mengalihkan perhatian
dari rokok.
4)
Jika ingin berhenti merokok harus menetapkan tindakan
yang akan dipilih atau perilaku apa yang paling mudah diubah berkaitan dengan
situasi merokok. Buatlah pernyataan untuk berhenti merokok, kemudian bacalah
pernyataan tentang niat berhenti merokok di depan teman atau saudara atau
anggota keluarga yang akan menjadi pengingat agar keinginan berhenti merokok
tercapai.
BAB IV
PENUTUP
4.1.
Kesimpulan
Kesimpulan Melihat
kenyataan yang ada pada uraian sebelumnya, dapat dikatakan rokok itu lebih
banyak dampak negativnya dari pada dampak positifnya. Apabila hal ini dibiakan
terus berlangsung, maka akan mengakibatkan permasalahan yang serius pada
kesehatan tubuh manusia. Dan seharusnya masyarakat sadar akan bahaya merokok
bagi kesehatan tubuh mereka.Namun hal itu masih sulit dilakukan di Indonesia.
4.2.
Saran
Setelah membaca karya tulis ini, semoga masyarakat dapat tersadarkan akan
bahaya rokok bagi kesehatan mereka dan segera meninggalkan kebiasaan
merokoknya, supaya kesehatan mereka tetap terjaga dan nantinya menjadikan tubuh
mereka sehat bugar dan terhindar dari penyakit yang mengancam jiwa
mereka.
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.facebook.com/topic.php?uid=212491290353&topic=8557
Tidak ada komentar:
Posting Komentar